Senin, 05 November 2012

PTK IPS



BAB I
PENDAHULUAN
                                                 
A.   Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Di  SD Negeri 4 Wonoharjo , Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen, tempat peneliti bertugas menunjukkan adanya nilai-nilai pelajaran yang tidak mencapai target/KKM.
Hasil tes formatif pada mata pelajaran IPS dengan indikator " Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan belanda dan Jepang di Indonesia", menunjukkan rendahnya penguasaan materi oleh siswa. Dari 24  siswa di kelas V hanya 8 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi 70% ke atas. Seperti terlihat pada tabel berikut:
Uraian
Hasil Studi Awal
Jumlah yang tuntas
8 anak
Jumlah yang belum tuntas
16 anak
Persentase yang tuntas
25 %
Persentase yang belum tuntas
75 %
Nilai tertinggi
80
Nilai terendah
0
Rata-rata
45.8

                                    Penyebabnya adalah kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang dalam kenyataan mempunyai cakupan materi yang luas.

Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti melakukan upaya perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas di Di  SD Negeri 4 Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen pada mata pelajaran IPS kelas V semester 2 dengan indikator " Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia ", dengan menggunakan metode diskusi dan Tanya jawab.

B.   Identifikasi Masalah
Dalam pembelajaran materi IPS, peneliti telah melaksanakan tugas dengan berpedoman pada kurikulum yang berlaku dan mengacu pada sumber dan media belajar serta metode yang relevan. Akan tetapi, dalam tes formatif mata pelajaran IPS dengan Kompetensi Dasar " Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan belanda dan jepang di Indonesia " ternyata hanya 8 siswa saja dari 24 siswa di kelas IV yang mencapai tingkat penguasaan materi 70% ke atas (tuntas belajar).
Selama pembelajaran IPS berlangsung, siswa kurang antusias (diam), tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak man mengajukan gagasan/ide, serta jarang sekali siswa yang mau memberi tanggapan terhadap penjelasan atau pertanyaan guru. Terkadang siswa berbicara sendiri dengan teman sebangkunya.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti meminta bantuan supervisor yaitu  Kepala Sekolah, dan Observer yang berasal dari tematn sejawat untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilakukan. Dari hasil diskusi dengan observer terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu:
1.  Kurangnya keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran IPS.
2.  Rendahnya tingkat penguasaan materi oleh siswa terhadap materi " Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia " yang sangat luas.
3.  Rendahnya minat belajar IPS  siswa.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, peneliti dan supervisor setuju menggunakan metode diskusi dan Tanya jawab agar siswa lebih aktif dan lebih terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

C.   Analisis dan Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimanakah metode diskusi dan tanya jawab dapat meningkatkan prestasi siswa Kelas V SD Negeri 4 Wonoharjo pada mata pelajaran IPS?
2. Apakah penerapan metode diskusi dan Tanya jawab dalam pembelajaran  IPS dapat meningkatkan prestasi siswa ?
3.  Apakah penerapan metode diskusi dan Tanya jawab akan mendorong keaktifan siswa dalam pembelajaran?
4. Apakah kelebihan metode diskusi dan Tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dirumuskan masalahnya yang menjadi pusat perbaikan adalah : "Bagaimanakah upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan indikator Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia pada siswa kelas V melalui alat peraga gambar pahlawan dan metode diskusi serta metode Tanya jawab dapat  meningkatkan prestasi siswa?"

D.   Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode diskusi dan Tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pel;ajaran IPS khususnya indicator” Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia”



E.    Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Diharapkan penelitian tindakan kelas ini memberi manfaat bagi:
a.       Guru :
*  Dapat membantu memperbaiki kinerjanya, sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa meningkat.
b.  Siswa :
*  Dapat untuk meningkatkan keterlibatan/kegairahan  siswa secara aktif dalam pembelajaran, diantaranya mengemukakan ide/gagasan, mengajukan dan menanggapi pertanyaan, dan berinteraksi dengan guru atau teman.
c. Sekolah :
*  Membantu sekolah untuk lebih maju dan berkembang dengan dukungan kemampuan dan profesionalisme guru Khususnya guru-guru SDN 4 Wonoharjo Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen

















BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
1. Ilmu Pengetahuan Sosial
Dalam Kurikulum KTSP (2007) dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitanKhusus untuk pengajaran IPS, Kosasih Djahiri (dalam Nursid Sumaatmadja, 2000:12.34) mengemukakan bahwa beberapa alternatif model-model belajar mengajar IPS, seperti model Lecturing, model mengajarkan konsel, model Ekspositori, model Participatori, model Role Playing, model VCT, model inkuiri nilai, model analisis dan penilaian nilai, model inkuiri, model kerja kelompok, model studi proyek, dan model percontohan.
Metode yang digunakan untuk menyajikan suatu materi pelajaran bisa lebih dari satu metode, misalnya penggunaan metode diskusi dan metode tanya jawab.
Metode diskusi dapat digunakan untuk mengatasi beberapa hal. Salah satu kegunaan adalah Metode diskusi untuk mengatasi tugas pekerjaan yang rumit atau sangat luas, termasuk pelajaran IPS.
Sumardi Suryabrat ( 1975: 283) menyatakan bahwa” Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan dalam diri si pelajar, perubahan pokoknya adalah didapatkan pengetahuan atau kecakapan baru yang terjadi karena usaha. Dengan kata lain belajar adalah aktivitas dengan ciri–ciri tertentu dan aktivitas itu membawa perubahan atau perkembangan pada diri    si pelajar.
Menurut W.S. winkel ( 1996:50) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman,ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan  itu bersifat secara relative konstan dan berbekas.
Belajar juga diartikan sebagai suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya baikberupa pengetahuan,ketrampilan maupun sikap.
Jadi belajar harus membawa perubahan pada individu. Berdasarkan pendapat tentang belajar diatas maka dapat disimpulkan bahwa : “ Belajar adalah proses perubahan tingkah laku atau perkembangan  yang  terjadi dalam diri si pelajar setelah melakukan perubahan belajar”.
2.  Metode Diskusi
Dra.H.Zuhairi (1977) mengatakan bahwa Metode diskusi adalah metode di dalam mempelajarai bahan atau menyampaikan bahan dengan cara  mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku siswa.
Metode diskusi dapat digunakan untuk mengatasi beberapa hal. Salah satu kegunaan adalah Metode diskusi untuk mengatasi tugas pekerjaan yang rumit atau sangat luas, termasuk pelajaran IPS.
Sedangkan metode diskusi memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan metode diskusi adalah:
a.    Dapat memupuk rasa kerjasama.
b.    Tugas yang Was dapat diselesaikan dengan cepat.
c.    Timbul persaingan yang sehat.
Kelemahan metode diskusi dan Tanya  jawab adalah:
a. Adanya sifat-sifat seseorang yang ingin menonjol atau sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain.
b.  Orang yang kurang cakap akan menghambat kelancaran tugas atau didominasi oleh orang tertentu.
c.  Kemungkinan sulit menduga hasil yang dicapai karena waktu yang dipergunakan cukup panjang.
    
3.  Metode Tanya jawab
Menurut Dra.H.Zuhairi (1977) metode Tanya jawab adalah  penyampaian pelajaran dengan jalan guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab, atau sebaliknya, atau pertanyaan antara murid dengan murid.
Metode ini  dimaksudkan untuk mengenalkan pengetahuan, fakta-fakta yang sudah diajarkan atau merangsang perhatian murid dengan berbagai cara.










BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.   Subjek Penelitian
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran IPS oleh peneliti dilaksanakan di SD Negeri 4 Wonoharjo Kecamatan Rowokele Kabupaten kebumen pada Kelas V semester 2 dengan Kompetensi dasar “Mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang” dan Indikator “Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia”
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran IPS di SD Negeri 4 Wonoharjo Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen dilaksanakan sebanyak 2 (dua) Siklus 4 (empat) pertemuan .
Siklus  Pertama Pertemuan ke-1 pada hari Selasa tanggal 10 Pebruari 2009 jam ke tiga dan empat atau pukul 08.40 s.d 09.50, sedangkan Siklus  Pertama Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Pebruari 2009 jam ke tiga dan empat atau pukul 08.40 s.d 09.50
Siklus Kedua     Pertemuan ke-1 pada hari Selasa tanggal 17 Pebruari 2009 jam ke tiga dan empat atau pukul 08.40 s.d 09.50, sedangkan   Pertemuan ke-2 hari Rabu tanggal  18 Pebruari 2009 jam ke tiga dan empat atau pukul 08.40 s.d 09.50.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada jadwal Kegiatan Perbaikan berikut ini:
No
Siklus
Pertemuan
Tanggal
Jam Pelajaran
1
Pertama
Pertemuan 1
10  Pebruari 2009
Jam ke 3 dan 4
Pertemuan 2
11  Pebruari 2009
Jam ke 3 dan 4
2
Kedua
Pertemuan 1
17  Pebruari 2009
Jam ke 3 dan 4
Pertemuan 2
18  Pebruari 2009
Jam ke 3 dan 4



B.   Deskripsi per-siklus
Rencana perbaikan pembelajaran penulis susun dalam bentuk pengumpulan data/lembar observasi. Rancangan langkah-langkah perbaikan setiap siklus dapat dirinci sebagai berikut:

1. Siklus Pertama Pertemuan ke-1
a.  Perencanaan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti menyiapkan dan menetapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) beserta skenario tindakan. Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan tindakan atau perbaikan.
Mengacu dengan RPP, peneliti perlu menyiapkan berbagai bahan yang diperlukan sesuai dengan hipotesis yang dipilih seperti : lembar kerja dan alat bantu pembelajaran berupa gambar/ foto dari media cetak atau elektronik tentang peristiwa globalisasi dan dampak positif dan negatifnya.
Langkah selanjutnya bersama-sama dengan observer menyepakati pusat observasi dan kriteria yang akan digunakan di dalam mengadakan penelitian dan pengamatan.
b.   Pelaksanaan
1).  Kegiatan Awal
Sebelum KBM berlangsung, peneliti sudah menyiapkan lembar kerja yang berisi pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir logis, sistemasis dan kritis, antara lain:               
(1)  Sebutkan beberapa contoh pahlawan pejuang kemerdekaan !
(2)  Sebutkan peranan-peranan dari tokoh yang anda sebutkan !

Kemudian siswa dibagi menjadi 4 kelompok kecil, yang terdiri dari  6 anak.

2) Kegiatan Inti Siklus Pertama  Pertemuan ke-1
Peneliti membimbing siswa dalam menyelesaikan permasalahan/soal pada lembar kerja. Tiap-tiap kelompok mengerjakan satu soal/permasalahan sesuai dengan pembagian tugasnya.
Pertimbangan yang mendasari pembagian tugas/soal tersebut karena materi yang dibahas sangat luas. Siswa mengerjakan lembar kerja bersama-sama dengan teman sekelompok dengan menggunakan sumber belajar serta alat bantu pembelajaran berupa gambar /foto pahlawan .
 Dalam kegiatan kelompok ini, peneliti berperan sebagai motivator dan fasilitator. Dalam kegiatan kerja kelompok, kepada setiap siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, pendapat/ide, atau menanggapi pendapat temannya.
Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan lembar kerja, salah satu perwakilan kelompok melaporkan hasilnya. Siswa dari kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi. Setelah semua kelompok melaporkan hasilnya, selanjutnya menarik kesimpulan bersama-sama dengan bimbingan guru.
Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing untuk menerima penjelasan tambahan dari guru.
3) Kegiatan Akhir
Peneliti menggarisbawahi kesimpulan yang ditarik bersama-sama serta konsep-konsep essensial dari materi " Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia". Laporan siswa dikumpulkan untuk dinilai, diakhir kegiatan peneliti menyampaikan saran dan tindak lanjut untuk pembelajaran berikutnya.



b. Observasi
Observer melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.

c. Refleksi
Pembelajaran IPS indikator"Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia”, pada siklus pertama ini belum begitu kelihatan hasilnya, karena masih ada beberapa siswa yang belum aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses perbaikan pembelajaran dengan indikator" Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia", kegiatan kerja kelompok masih didominasi oleh siswa tertentu, oleh karena itu perlu diupayakan solusinya.
Setelah peneliti dengan supervisor dan observer mendiskusikan tentang hasil observasi, maka pada siklus pertama pertemuan ke-2 perlu upaya tambahan dengan menggunakan alat bantu pembelajaran berupa alat peraga gambar/foto untuk lebih menarik siswa.
Kemudian peneliti memaksimalkan mengadakan bimbingan kepada siswa yang kurang mampu dan siswa yang lain agar siswa benar-benar terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi.

            2.  Siklus pertama Pertemuan ke-2
a.  Perencanaan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti menyiapkan dan menetapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) beserta skenario tindakan. Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan tindakan atau perbaikan.
Mengacu dengan RPP, peneliti perlu menyiapkan berbagai bahan yang diperlukan sesuai dengan hipotesis yang dipilih seperti : lembar kerja dan alat bantu pembelajaran berupa gambar/ foto dari media cetak atau elektronik tentang peristiwa globalisasi dan dampak positif dan negatifnya.
Langkah selanjutnya bersama-sama dengan observer menyepakati pusat observasi dan kriteria yang akan digunakan di dalam mengadakan penelitian dan pengamatan.
b.   Pelaksanaan
1).  Kegiatan Awal
Sebelum KBM berlangsung, peneliti sudah menyiapkan lembar kerja yang berisi pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir logis, sistemasis dan kritis, antara lain:               
(1)  Sebutkan beberapa contoh pahlawan pejuang kemerdekaan !
(2)  Sebutkan peranan-peranan dari tokoh yang anda sebutkan !

Kemudian siswa dibagi menjadi 4 kelompok kecil, yang terdiri dari  6 anak.
2) Kegiatan Inti
Seperti pada Kegiatan inti pertemuanke1, Peneliti membimbing siswa dalam menyelesaikan permasalahan/soal pada lembar kerja. Tiap-tiap kelompok mengerjakan satu soal/permasalahan sesuai dengan pembagian tugasnya.
Pertimbangan yang mendasari pembagian tugas/soal tersebut karena materi yang dibahas sangat luas. Siswa mengerjakan lembar kerja bersama-sama dengan teman sekelompok dengan menggunakan sumber belajar serta alat bantu pembelajaran berupa gambar /foto pahlawan dan penjelasannya.
 Dalam kegiatan kelompok ini, peneliti berperan sebagai motivator dan fasilitator. Dalam kegiatan kerja kelompok, kepada setiap siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, pendapat/ide, atau menanggapi pendapat temannya.
Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan lembar kerja, salah satu perwakilan kelompok melaporkan hasilnya. Siswa dari kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi. Setelah semua kelompok melaporkan hasilnya, selanjutnya menarik kesimpulan bersama-sama dengan bimbingan guru.
Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing untuk mengerjakan tes formatif yang telah disiapkan.

3) Kegiatan Akhir
Peneliti menggarisbawahi kesimpulan yang ditarik bersama-sama serta konsep-konsep essensial dari materi " Mengidentifikasi jenis-jenis koperasi dan bidang-bidang usahanya ". Laporan siswa dikumpulkan untuk dinilai, diakhir kegiatan peneliti memberikan tes formatif.

c.  Observasi
Observer melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
d.  Refleksi
Sesuai penemuan observer pada siklus pertama yaitu sebagian siswa sudah ada yang aktif mengikuti pelajaran, tetapi masih ada yang belum tertarik pada kegiatan pembelajaran, maka sebaiknya  dilanjutkan ke siklus  kedua dengan menambahkan metode Tanya jawab, agar siswa yang belum aktif menjadi aktif .
Kemudian peneliti memaksimalkan mengadakan bimbingan kepada siswa yang kurang mampu dan siswa yang lain agar siswa benar-benar terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi.
            3. Siklus Kedua Pertemuan ke-1
Mata Pelajaran            :    IPS
Indikator                     :    Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia
Hari, tanggal               :    Selasa, 17 Pebruari 2009
Tujuan Perbaikan        :    a.  Siswa dapat Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia
                                        b. Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi melalui pemngamatan gambar
Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi perbaikan pembelajaran pada siklus pertama, peneliti mengadakan perbaikan Rencana Perbaikan Pembelajaran pada siklus kedua beserta skenario tindakan.
Terkait dengan Rencana Perbaikan Pembelajaran, peneliti perlu menyiapkan lembar kerja dan alat peraga gambar foto jenis-jenis koperasi.
Selanjutnya bersama-sama dengan observer menyepakati akan memusatkan pada observasi dan kriteria yang akan dipergunakan.
a. Pelaksanaan
                  1) Kegiatan Awal
Sebelum KBM berlangsung, peneliti sudah menyiapkan lembar kerja yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi, antara lain:
(1)   Sebutkan tokoh pejuang  melawan penjajajh Belanda!
(2)   Bagaimana cara bangsa Indonesia merebut kemerdekaan ?.
                  2) Kegiatan Inti Pertemuan ke-1
Langkah-langkah perbaikan pembelajaran sama dengan pada siklus pertama, hanya ada penambahan yaitu penataan lingkungan kelas dengan mengatur tempat duduk siswa. Siswa duduk mengelilingi meja tiap-tiap kelompok untuk mengamati peristiwa yang terjadi.
Tiap-tiap kelompok disediakan alat peraga gambar foto . Kemudian tiap-tiap kelompok dibimbing untuk mengamati dan mencari jawaban dari pertanyaan yang tertulis pada lembar kerja.
Kemudian dilanjutkan dengan Tanya jawab mengenai jenis-jenis koperasi dan bidang-bidang usahanya Selanjutnya secara bersama-sama siswa menarik kesimpulan dengan bimbingan peneliti.
3). Kegiatan Akhir
Peneliti membacakan kembali kesimpulan yang telah ditarik bersama-sama tentang  tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia
 Hasil lembar kerja siswa dikumpulkan untuk dinilai. Pada akhir kegiatan peneliti memberikan saran dan tindak lanjut untuk pembelajaran berikutnya.
            b.  Observasi
Observer melaksanakan observasi terhadap peneliti dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
            c.  Refleksi
                    Observer menangkap sudah ada peningkatan keaktifan siswa pada siklus kedua pertemuan ke-1, maka sesuai dengan temuan observer, peneliti melanjutkan untuk melakkan  metode diskusi dan Tanya jawab.

            4.  Siklus Kedua Pertemuan ke-2
Mata Pelajaran            :    IPS
Indikator                     :    Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia
Hari, tanggal               :    Rabu, 19 Pebruari 2009
Tujuan Perbaikan        :    a.  Siswa dapat Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia
                                        b. Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi melalui pemngamatan gambar
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi perbaikan pembelajaran pada siklus pertama, peneliti mengadakan perbaikan Rencana Perbaikan Pembelajaran pada siklus kedua beserta skenario tindakan.
Terkait dengan Rencana Perbaikan Pembelajaran, peneliti perlu menyiapkan lembar kerja dan alat peraga gambar foto pahlawan merebut kemerdekaan.
Selanjutnya bersama-sama dengan observer menyepakati akan memusatkan pada observasi dan kriteria yang akan dipergunakan.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
Sebelum KBM berlangsung, peneliti sudah menyiapkan lembar kerja yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi, antara lain:
1. Sebutkan tokoh pejuang  melawan penjajajh Belanda!
2. Bagaimana cara bangsa Indonesia merebut kemerdekaan ?.

                       2)  Kegiatan Inti Pertemuan ke-2
Langkah-langkah perbaikan pembelajaran sama dengan pada siklus pertama, hanya ada penambahan yaitu penataan lingkungan kelas dengan mengatur tempat duduk siswa serta melakukan metode diskusi dfan Tanya jawab. Siswa duduk mengelilingi meja tiap-tiap kelompok untuk mengamati peristiwa yang terjadi dan memudahkan untuk melakukan Tanya jawab.
Tiap-tiap kelompok disediakan alat peraga gambar foto . Kemudian tiap-tiap kelompok dibimbing untuk mengamati dan mencari jawaban dari pertanyaan yang tertulis pada lembar kerja.
Kemudian dilanjutkan dengan Tanya jawab mengenai jenis-jenis koperasi dan bidang-bidang usahanya Selanjutnya secara bersama-sama siswa menarik kesimpulan dengan bimbingan peneliti.
3) Kegiatan Akhir
Peneliti membacakan kembali kesimpulan yang telah ditarik bersama-sama tentang akibat pengaruh Globalisasi dan cara mencegahnya dan membagikan lembar tes formatif.
 Hasil tes formatif siswa dikumpulkan untuk dinilai. Pada akhir kegiatan peneliti memberikan saran dan tindak lanjut untuk pembelajaran berikutnya.
b.  Observasi
Observer melaksanakan observasi terhadap peneliti dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
c.  Refleksi
                    Observer menangkap sudah ada peningkatan keaktifan siswa pada siklus kedua pertemuan ke-2, maka sesuai dengan temuan observer, tidak perlu lagi melanjutkan penelitian.










BAB IV
TEMUAN DAN HASIL YANG DIPEROLEH
A.   Deskripsi persiklus
            1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Peneliti akan mengadakan perbaikan-perbaikan jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memecahkan masalah seperti yang tampak pada gambar 4.1 berikut:
Keterangan gambar:
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dimulai dari tahap merencanakan, meliputi : (1) Mengidentifikasi masalah, (2) Menganalisis dan merumuskan masalah, (3) Merencanakan perbaikan.
Tahap kedua adalah pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran. Peneliti dan pengumpul data melalui pengamatan langsung dan telaah dokumen. Peneliti melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran dibantu oleh teman sejawat (observer) dan kepala sekolah.
Tahap ketiga adalah mengamati proses perbaikan pembelajaran. Pada tahap ini peneliti dibantu oleh observer dan kepala sekolah. Sedangkan pada tahap keempat yaitu refleksi. Refleksi dilakukan setelah perbaikan pembelajaran selesai. Melalui refleksi peneliti melakukan  perenungan kembali tindakan perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan mempelajari dampaknya bagi proses belajar siswa.
2.  Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Alur penelitian tindakan perbaikan pembelajaran IPS tentang “Mengidentifikasi jenis-jenis koperasi dan bidang-bidang usahanya, pad SD Negeri 4 Wonoharjo Kecamatan Rowoekele Kabupaten Kebumen dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.2.
Alur Penelitian Tindakan Perbaikan



Persiapan penelitian (studi literatur dan diskusi)
1.    Penyamaan konsep,
metode,contoh dan latihan antara peneliti dan pengamat.
2.    Penyusunan lembar observasi.
3.    Penyusunan format wawancara
4.    Penyusunan tes
 
 
IDE
AWAL
 
1.






Studi Pendahuluan :
1.    Wawancara dengan siswa
2.    Tes diagnostik (diperoleh data awal )
3.    Analisis dokumen
 


 



















Dimulai dari ide awal, peneliti dibantu oleh observer, kepala sekolah, dan supervisor mengkaji data-data yang diperoleh sebagai hasil pengamatan terhadap pembelajaran sehingga diperoleh tes diagnostik (data awal).
Peneliti menindaklanjuti hasil kajian (data awal) dengan menetapkan metode Diskusi dan Tanya jawab yang dianggap dapat meningkatkan prestasi dan kegairahan belajar siswa, pada mata pelajaran IPS Kelas V Semester 2 dengan indikator " Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia".
Dengan dibantu oleh observer, kepala sekolah, dan supervisor, peneliti mempersiapkan perbaikan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas, yaitu :(l) Pemilihan alat peraga yang dapat meningkatkan prestasi dan minat belajar siswa, (2) Penyusunan format catatan ternuan, (3) Penyusunan format observasi.
Setelah persiapan tindakan perbaikan pembelajaran tersusun rapi dan benar, peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus pertama yang diawali dengan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, mengamati pembelajaran, dengan observer,kepala sekolah sebagai supervisor, serta merefleksi atas tindakan perbaikan pembelajaran siklus pertama.
Ternyata dengan menggunakan metode diskusi dan Tanya jawab, cukup efektif untuk meningkatkan prestasi dan minat belajar siswa. Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus kedua.
Pada pembelajaran siklus kedua, peneliti menggunakan langkah-langkah yang sama dengan perbaikan pembelajaran siklus pertama. Untuk mengupayakan peningkatan prestasi dan minat belajar siswa, peneliti memberi penekanan pada metode diskusi dan Tanya jawab yang sesuai dengan indikator " Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia".
Melalui penggunaan metode diskusi dan Tanya jawab disertai penataan tempat duduk siswa (kelompok), perbaikan pembelajaran pada siklus kedua sudah mencapai tujuan yang optimal/memuaskan , sehingga peneliti tidak melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus ketiga.


3.    Informasi tentang Pengamat
Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPS dengan indicator " Menjelaskan pengertian Globalisasi dan mengidentifikasi pengaruhnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia " di kelas IV semester 2 , peneliti dibantu oleh:
Nama                   :  
NIP                      :  
Pekerjaan             :  
Tugas                   :    Mengobservasi kegiatan perbaikan pembelajaran
Jadwal perbaikan pembelajaran sebagai berikut:
Siklus  Pertama    :   Pertemuan ke-1 Selasa , 10 Pebruari 2009
                                 Pertemuan ke-2 Rabu, 11 Pebruari 2009
Siklus Kedua       :   Pertemuan ke-1 Selasa, 17 Pebruari 2009
                                 Pertemuan ke-2 Rabu, 18 Pebruari 2009

B.  Pembahasan dari Setiap Siklus
Materi pembelajaran IPS cukup luas dan mempunyai kaitan yang erat dengan lingkungan dan kehidupan siswa. Dalam tiga siklus pembelajaran IPS dengan indikator " Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia" nilai formatif yang diperoleh adalah:
Tabel. 4.1
Hasil Nilai dari semua Siklus dan Prosentasenya.
No
Nama
Nilai
Studi awal
Siklus I
Siklus II
Ket
1
SUPRIYONO
60
80
100
Tuntas
2
BIBIT RAHMANI
40
60
70
Tuntas
3
INGIT DWI S
60
90
100
Tuntas
4
IMAM SAMSUL M
40
60
80
Tuntas
5
KASIRIN
40
80
80
Tuntas
6
ANI YULIANTI
70
100
100
Tuntas
7
ARFIN BUDIANTO
20
60
80
Tuntas
8
CATUR PRIYANTO
0
60
70
Tuntas
9
DONI FRIYANTO
20
70
90
Tuntas
10
DARIYAH
60
80
100
Tuntas
11
BENI ANDRIYAN
40
80
100
Tuntas
12
ENI SUGIYANTI
80
100
100
Tuntas
13
KHUSWATUN KH
80
100
100
Tuntas
14
MARYANTI
60
70
90
Tuntas
15
NOVIATNO
40
60
80
Tuntas
16
NOVIA PUSPITA
80
100
100
Tuntas
17
SETIANTO
40
100
100
Tuntas
18
RENISAH
20
60
70
Tuntas
19
SODIKIN
40
50
70
Tuntas
20
SONIATUN
60
70
80
Tuntas
21
SALMAH
60
70
90
Tuntas
22
SUYATNO
20
50
70
Tuntas
23
SARIFUDIN
70
100
100
Tuntas
24
TRIYATNO
0
40
70
Tuntas
Jumlah
110
1790
290

Rata-rata
53.3
74.58
87.08

Presentase tuntas
25 %
62.5 %
100 %

Presentase belum tuntas
75 %
37.5 %
0 %

Nilai Tertinggi
80
100
100

Nilai terendah
0
40
70


Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat hasil perubahan nilai yang dicapai siswa pada tiap-tiap siklus, sebagian besar mengalami kenaikan, untuk jelasnya adalah sebagai berikut :
1. Pada studi awal dari jumlah siswa 24  anak yang tuntas belajar 8  siswa atau 33.3 %, sedangkan yang belum tuntas ada 16 siswa dari 24 siswa berarti  66.6%. Dengan nilai rata-rata 53.3.
2. Pada siklus pertama dari 24  siswa yang tuntas belajar ada 15 siswa atau 62.5%. Sedangkan yang belum tuntas belajar ada 8 siswa atau 37.5 %. Nilai rata-rata kelas 74.58
3. Pada Siklus kedua banyaknya siswa ada 24  anak yang tuntas atau 100 %. Sedangkan yang belum tantas 0 %. Nilai rata-rata kelas 87.08




Tabel 4.2
Rekap Hasil Tes Formatif Siklus I,dan II  berdasarkan prosentase.
No
Uraian
Siswa belum tuntas
Siswa sudah tuntas
Jumlah siswa
Jumlah prosentase
Jml
prosentase
Jumlah
prosentase
1.
2.
3.
Studi Awal
Siklus I
Siklus II
18
9
0
75 %
37.5
0 %
6
15
24
25 %
62.5 %
100 %
24
24
24
100 %
100 %
100 %

Dari tabel tersebut di atas (4.2), dapat memperoleh keterangan antara lain bahwa setiap siklus materi yang dapat dikuasai oleh siswa mengalami kenaikan yang cukup baik. Dari studi awal ke siklus pertama mengalami kenaikan 37.5 % dari siklus pertama ke siklus kedua meningkat 37.5.(suatu kejadian yang luar biasa karena meningkat dengan stabil),
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat hasil ketuntasan dan ketidaktuntasan setiap siklus dan dalam grafik-grafik di bawah ini :






GRAFIK. 4.1
SISWA YANG TUNTAS
GRAFIK.4.2
SISWA YANG BELUM TUNTAS





Grafik 4.3.
PROSENTASE TUNTAS DAN BELUM TUNTAS


Jadi jelas perbedaan panjang dan pendeknya grafik di atas diketahui dari siklus ke siklus berikutnya ada kenaikan dengan stabil sehingga membentuk garis lurus. Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat pada grafik berikut
Gambar 4.4
Garfik tuntas dan belum tuntas


Hal tersebut diatas dihasilkan dari beberapa catatan observer, supervisor dan peneliti dalam mengadakan  perubahan.

B.   Deskripisi Temuan dan refleksi
1. Temuan
Dari data yang diperoleh pada studi awal sampai dengan siklus kedua  peneliti memperoleh data kualitatif dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ditemukan kejadian sebagai berikut:
a.    Pada siklus pertama
Sebagian besar siswa belum memahami cara menyederhanakan berbagai bentuk pecahan Karena siswa tidak dilibatkan langsung pada pembelajaran sehari-hari jadi perhatian siswa masih kurang, sehingga hasil tes formatif dari 24  siswa hanya  15  siswa yang tuntas.
b.    Pada siklus kedua
Proses pembelajaran mengalami peningkatan daripada siklus pertama. Karena siswa sebagian besar terlibat dalam diskusi sehingga memahami cara menyederhanakan berbagai bentuk pecahan. Sehingga  dari 24  siswa, semua mencapai tingkat ketuntasan, walaupun dengan nilai yang berbeda-beda.
2. Refleksi
Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa dalam kegiatan tiga siklus tersebut maka dapat dijelaskan bahwa menyajikan berbagai fakta melalui penggunaan alat peraga dan metode diskusi dapat membantu proses pembelajaran karena dapat melibatkan siswa secara langsung sehingga anak tertarik dan terkesan sehingga yang belum dapat memahami konsep menjadi bisa memahami konsep dan permasalahan lainnyapun mudah teratasi.
Di sini peranan guru sangat penting untuk memberi motivasi serta membangkitkan minat belajar siswa untuk dapat memahami cara menyederhanakan berbagai bentuk pecahan


C.   Pembahasan
Perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan melalui dua siklus perbaikan, menunjukkan hasil yang baik, hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil belajar pada tiap siklus pembelajaran. Peningkatan perbaikan pada setiap siklus dusahakan oleh peneliti dengan menggunakan metode diskusi dan Tanya jawab, sehingga hasil belajar meniingkat.
Pada studi awal siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya 25 % karena pada awal kegiatan peneliti belum menggunakan alat peraga dan sebagian siswa minat belajamya masih rendah. Untuk meningkatkan hasil pembelajarannya peneliti mengadakan perubahan strategi dalam perbaikan pembelajaran melalui dua siklus.
Dari dua siklus perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan ternyata mengalami peningkatan yang sangat berarti. Dapat kita lihat pada grafik ketuntasan belajar pada siklus kedua  mengalami kenaikan yang sangat tinggi yaitu mencapai  37.5 %, pada studi awal ke siklus pertama dan dari siklus pertama ke kedua mengalami kenaikan  hingga mencapai 100 %.
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran matematika melalui penggunaaan alat peraga menyebabkan para siswa termotivasi dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan siswa aktif dalam mengikutinya. Ada hal yang amat menyenangkan bahwa siswa merasa tidak ketakutan dengan pelajaran Matematika bahkan mengatakan mudah apabila sudah memahami cara-cara mengerjakan permasalahan dengan cermat. Apalagi setelah dilakukan diskusi, siswa menjadi lebih antusias dalam belajar, karena siswa yang belum paham dapat bertanya langsung kepada temannya dalam kegiatan diskusi.
Untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif peneliti perlu mengadakan perbaikan pendekatan terhadap siswa secara intensif dan komunikatif agar terjalin interaksi yang harmonis antara siswa dengan siswa dan siswa dengan  guru. Dengan kondisi ini akan terjalin pembelajarn yang tidak menakutkan siswa mau bertanya jika terjadi kesulitan, dan mau menjawab apabila ditanyakan masalah-maslah yang baru, terbukti dari siklus awal sampai akhir selalu meningkat.
Guru juga harus melengkapi pembelajaran dengan berbagai media atau sarana yang menunjang. Media yang mendukung antara lain tiruan atau juga bisa menggunakan media yang sebenarnya. Dengan prosedur tersebut siswa akan menggunakan alat indranya dengan baik, dalam memahami materi yang disamapikan oleh eneliti sehingga hasilnya akan selalu mengalami kenaikan. Jika tidak menggunakan alat peraga siswa akan jenuh.
Menurut Robert J.Havighurt (dalam Rusna Ristasa dengan Prayitno (2006:8) bahwa anak usia yang duduk dibangku Sekolah Dasar memiliki karakteristik senang bermain, senang bergerak senang belajar/bekerja dalam kelompok dan senang melakukan atau melaksanakan dan memperagakan sesuatu secara langsung.
Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus mampu merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan, berpindah tempat atau bergerak anak bckerja atau belajar kelompok dan anak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi.
Menurut Jean Piaget (dalam Abin Syamsudin 2003:50) perkembangan anak usia SD berada dalam tahap perkembangan operasional konkret. Pada anak usia ini akan lebih mudah dipahami jika menggunakam objek-objek yang konkret dan anak terlibat langsung didalamnya. Hal ini mengisyaratkan kepada guru bahwa alat peraga sangat penting maknanya dalam pembelajaran.











BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A.   Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil temuan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Penggunaan metode “Diskusi dan Tanya jawab” dalam pembelajaran sangat efektif untuk meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran, terbukti dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa.
Peningkatan motivasi belajar siswa berkorelasi positif dengan prestasi belajar siswa.
B.   Saran Peneliti/Guru dan Tindak Lanjut
1. Saran Peneliti/Guru
Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran teurtama keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, hendaknya melakukan hal-hal yang dapat membantu terwujudnya upaya tersebut.
a.    Dengan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas hendaknya guru termotivasi untuk mempersiapkan pembelajaran yang lebih baik.
b.    Guru seyogyanya membiasakan menganalisis hasil evaluasi siswa secara terus menerus, berkala, dan berkesinambungan.
c.  Guru hendaknya selalu memotivasi siswa agar tumbuh kemauan, kemampuan, dan kreativitas.
d. Guru hendaknya mampu menyajikan materi pelajaran secara sistematis dan komunikatif.
e. Seyogyanya guru pandai dalam memilih dan menerapkan strategi, metode, pendekatan, model pembelajaran, dan alat peraga yang sesuai sehingga dapat mendorong tercapainya tujuan.
1.    Perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas memberi kontribusi dan manfaat yang sangat besar bagi guru.
2.    Penelitian lebih lanjut
a.       Penelitian hendaknya merupakan hasil perbaikan pembelajaran yang dapat bermanfaat untuk mengatasi masalah-masalah atau hambatan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya.
b.      Hendaknya para pelaku pendidikan rajin belajar, membaca, menimba ilmu, dan saling tukar pengalaman agar dapat mengikuti perkembangan zaman.
c.       Mengadakan penelitian dengan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah ditingkat kecamatan sampai tingkat internasional, dalam rangka menyebarkan hasil penelitian bagi peneliti/guru dan menggali potensi guru.

DAFTAR PUSTAKA
Ischak, Munir, S., Sugandi, D., dan Sardiyo. 1997. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nasution, N., dan Budiastra, A.A.K. 2000. Pendidikan IPS di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Suciati, Ibrahim, Delfi, R., dan Julaeha, S. 2004. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K., Wihardit, K., dan Nasution, N. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K., Julaeha, S., dan Marsinah, N. 2005. Pemantapan Kemampuan Profesional (Panduan). Jakarta : Universitas Terbuka.
Winataputra, U.S., Djadjuri, D., Ruhimat, T., Hermawan, A.H., Julaeha, S., dan Suwarni, S. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka.