BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada
jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi,
dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat
menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga
dunia yang cinta damai.
Di SD Negeri 4 Wonoharjo , Kecamatan Rowokele,
Kabupaten Kebumen, tempat peneliti bertugas menunjukkan adanya nilai-nilai
pelajaran yang tidak mencapai target/KKM.
Hasil tes
formatif pada mata pelajaran IPS dengan indikator " Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan belanda
dan Jepang di Indonesia", menunjukkan rendahnya penguasaan materi
oleh siswa. Dari 24 siswa di kelas V hanya
8 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi 70% ke atas. Seperti terlihat pada
tabel berikut:
Uraian
|
Hasil Studi
Awal
|
Jumlah yang tuntas
|
8 anak
|
Jumlah yang belum tuntas
|
16 anak
|
Persentase yang tuntas
|
25 %
|
Persentase yang belum tuntas
|
75 %
|
Nilai tertinggi
|
80
|
Nilai terendah
|
0
|
Rata-rata
|
45.8
|
Penyebabnya
adalah kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang
dalam kenyataan mempunyai cakupan materi yang luas.
Berdasarkan
hal tersebut di atas, peneliti melakukan upaya perbaikan pembelajaran melalui
penelitian tindakan kelas di Di SD
Negeri 4 Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen pada mata pelajaran
IPS kelas V semester 2 dengan indikator " Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda
dan Jepang di Indonesia ", dengan menggunakan metode diskusi dan
Tanya jawab.
B. Identifikasi Masalah
Dalam
pembelajaran materi IPS, peneliti telah melaksanakan tugas dengan berpedoman
pada kurikulum yang berlaku dan mengacu pada sumber dan media belajar serta
metode yang relevan. Akan tetapi, dalam tes formatif mata pelajaran IPS dengan
Kompetensi Dasar " Mengidentifikasi
tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan belanda dan jepang di Indonesia
" ternyata hanya 8 siswa saja dari 24 siswa di kelas IV yang mencapai
tingkat penguasaan materi 70% ke atas (tuntas belajar).
Selama pembelajaran
IPS berlangsung, siswa kurang antusias (diam), tidak memperhatikan penjelasan
guru, tidak man mengajukan gagasan/ide, serta jarang sekali siswa yang mau
memberi tanggapan terhadap penjelasan atau pertanyaan guru. Terkadang siswa berbicara
sendiri dengan teman sebangkunya.
Berdasarkan
hal tersebut, peneliti meminta bantuan supervisor yaitu Kepala Sekolah, dan Observer yang berasal
dari tematn sejawat untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dari
pembelajaran yang dilakukan. Dari hasil diskusi dengan observer terungkap beberapa
masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu:
1. Kurangnya keterlibatan siswa secara aktif
dalam pembelajaran IPS.
2. Rendahnya tingkat penguasaan materi oleh siswa
terhadap materi " Mengidentifikasi
tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia
" yang sangat luas.
3. Rendahnya minat belajar IPS siswa.
Untuk mengatasi hal
tersebut di atas, peneliti dan supervisor setuju menggunakan metode diskusi dan
Tanya jawab agar siswa lebih aktif dan lebih terlibat dalam kegiatan
pembelajaran.
C. Analisis dan Perumusan Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah diatas maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah metode diskusi dan tanya jawab
dapat meningkatkan prestasi siswa Kelas V SD Negeri 4 Wonoharjo pada mata
pelajaran IPS?
2. Apakah
penerapan metode diskusi dan Tanya jawab dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi siswa ?
3. Apakah penerapan metode diskusi dan Tanya
jawab akan mendorong keaktifan siswa dalam pembelajaran?
4. Apakah
kelebihan metode diskusi dan Tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa
?
Berdasarkan
hal tersebut maka dapat dirumuskan masalahnya yang menjadi pusat perbaikan
adalah : "Bagaimanakah upaya
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan indikator Mengidentifikasi
tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia
pada siswa kelas V melalui alat peraga gambar pahlawan dan metode diskusi serta
metode Tanya jawab dapat meningkatkan
prestasi siswa?"
D. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan utama dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode diskusi dan Tanya jawab dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pel;ajaran IPS khususnya indicator” Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang
pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia”
E. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Diharapkan penelitian tindakan
kelas ini memberi manfaat bagi:
a. Guru
:
* Dapat membantu memperbaiki kinerjanya,
sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa meningkat.
b. Siswa :
* Dapat untuk meningkatkan keterlibatan/kegairahan
siswa secara aktif dalam pembelajaran,
diantaranya mengemukakan ide/gagasan, mengajukan dan menanggapi pertanyaan, dan
berinteraksi dengan guru atau teman.
c. Sekolah :
* Membantu sekolah untuk lebih maju dan
berkembang dengan dukungan kemampuan dan profesionalisme guru Khususnya
guru-guru SDN 4 Wonoharjo Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
1. Ilmu
Pengetahuan Sosial
Dalam Kurikulum KTSP (2007)
dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan mulai dari
SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata
pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui
mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara
Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta
damai.
Di masa yang akan datang
peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat
global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran
IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan
analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat
yang dinamis.
Mata pelajaran
IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses
pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat.
Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman
yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitanKhusus untuk
pengajaran IPS, Kosasih Djahiri (dalam Nursid Sumaatmadja, 2000:12.34)
mengemukakan bahwa beberapa alternatif model-model belajar mengajar IPS,
seperti model Lecturing, model
mengajarkan konsel, model Ekspositori,
model Participatori, model
Role Playing, model VCT,
model inkuiri nilai, model analisis dan penilaian nilai, model inkuiri, model
kerja kelompok, model studi proyek, dan model percontohan.
Metode yang
digunakan untuk menyajikan suatu materi pelajaran bisa lebih dari satu metode,
misalnya penggunaan metode diskusi dan metode tanya jawab.
Metode diskusi
dapat digunakan untuk mengatasi beberapa hal. Salah satu kegunaan adalah Metode
diskusi untuk mengatasi tugas pekerjaan yang rumit atau sangat luas, termasuk
pelajaran IPS.
Sumardi Suryabrat ( 1975: 283) menyatakan bahwa”
Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan dalam diri si pelajar,
perubahan pokoknya adalah didapatkan pengetahuan atau kecakapan baru yang terjadi
karena usaha. Dengan kata lain belajar adalah aktivitas dengan ciri–ciri
tertentu dan aktivitas itu membawa perubahan atau perkembangan pada diri si pelajar.
Menurut W.S. winkel ( 1996:50) belajar adalah suatu
aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan
pemahaman,ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relative konstan dan
berbekas.
Belajar juga diartikan sebagai suatu proses yang terjadi
karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang
melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya baikberupa
pengetahuan,ketrampilan maupun sikap.
Jadi belajar harus membawa perubahan pada individu.
Berdasarkan pendapat tentang belajar diatas maka dapat disimpulkan bahwa : “
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku atau perkembangan yang
terjadi dalam diri si pelajar setelah melakukan perubahan belajar”.
2. Metode Diskusi
Dra.H.Zuhairi
(1977) mengatakan bahwa Metode diskusi adalah metode di dalam mempelajarai
bahan atau menyampaikan bahan dengan cara
mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta
perubahan tingkah laku siswa.
Metode
diskusi dapat digunakan untuk mengatasi beberapa hal. Salah satu kegunaan
adalah Metode diskusi untuk mengatasi tugas pekerjaan yang rumit atau sangat
luas, termasuk pelajaran IPS.
Sedangkan
metode diskusi memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan metode diskusi
adalah:
a.
Dapat memupuk rasa kerjasama.
b.
Tugas yang Was dapat diselesaikan dengan cepat.
c.
Timbul persaingan yang sehat.
Kelemahan
metode diskusi dan Tanya jawab adalah:
a. Adanya sifat-sifat seseorang yang ingin menonjol atau sebaliknya yang
lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain.
b. Orang yang kurang cakap akan
menghambat kelancaran tugas atau didominasi oleh orang tertentu.
c. Kemungkinan sulit menduga hasil
yang dicapai karena waktu yang dipergunakan cukup panjang.
3. Metode Tanya jawab
Menurut Dra.H.Zuhairi (1977) metode Tanya jawab adalah penyampaian pelajaran dengan jalan guru
mengajukan pertanyaan dan murid menjawab, atau sebaliknya, atau pertanyaan
antara murid dengan murid.
Metode ini dimaksudkan untuk
mengenalkan pengetahuan, fakta-fakta yang sudah diajarkan atau merangsang
perhatian murid dengan berbagai cara.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran IPS
oleh peneliti dilaksanakan di SD Negeri 4 Wonoharjo Kecamatan Rowokele
Kabupaten kebumen pada Kelas V semester 2 dengan Kompetensi dasar
“Mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan
Jepang” dan Indikator “Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa
penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia”
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran IPS di SD Negeri 4 Wonoharjo Kecamatan Rowokele Kabupaten
Kebumen dilaksanakan sebanyak 2 (dua) Siklus 4 (empat) pertemuan .
Siklus Pertama
Pertemuan ke-1 pada hari Selasa tanggal 10 Pebruari 2009 jam ke tiga dan empat
atau pukul 08.40 s.d 09.50, sedangkan Siklus
Pertama Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Pebruari
2009 jam ke tiga dan empat atau pukul 08.40 s.d 09.50
Siklus Kedua Pertemuan ke-1
pada hari Selasa tanggal 17 Pebruari 2009 jam ke tiga dan empat atau pukul 08.40
s.d 09.50, sedangkan Pertemuan ke-2
hari Rabu tanggal 18 Pebruari 2009 jam
ke tiga dan empat atau pukul 08.40 s.d 09.50.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada jadwal Kegiatan Perbaikan berikut
ini:
No
|
Siklus
|
Pertemuan
|
Tanggal
|
Jam Pelajaran
|
1
|
Pertama
|
Pertemuan 1
|
10 Pebruari 2009
|
Jam ke 3 dan 4
|
Pertemuan 2
|
11 Pebruari 2009
|
Jam ke 3 dan 4
|
||
2
|
Kedua
|
Pertemuan 1
|
17 Pebruari 2009
|
Jam ke 3 dan 4
|
Pertemuan 2
|
18 Pebruari 2009
|
Jam ke 3 dan 4
|
B. Deskripsi per-siklus
Rencana perbaikan pembelajaran
penulis susun dalam bentuk pengumpulan data/lembar observasi. Rancangan
langkah-langkah perbaikan setiap siklus dapat dirinci sebagai berikut:
1. Siklus
Pertama Pertemuan ke-1
a.
Perencanaan
Berdasarkan
rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti menyiapkan dan menetapkan Rencana
Perbaikan Pembelajaran (RPP) beserta skenario tindakan. Skenario tindakan
mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan
tindakan atau perbaikan.
Mengacu
dengan RPP, peneliti perlu menyiapkan berbagai bahan yang diperlukan sesuai
dengan hipotesis yang dipilih seperti : lembar kerja dan alat bantu
pembelajaran berupa gambar/
foto dari media cetak atau elektronik tentang peristiwa globalisasi dan dampak
positif dan negatifnya.
Langkah
selanjutnya bersama-sama dengan observer menyepakati pusat observasi dan
kriteria yang akan digunakan di dalam mengadakan penelitian dan pengamatan.
b. Pelaksanaan
1). Kegiatan Awal
Sebelum KBM
berlangsung, peneliti sudah menyiapkan lembar kerja yang berisi pertanyaan yang
dapat mendorong siswa untuk berpikir logis, sistemasis dan kritis, antara
lain:
(1) Sebutkan beberapa contoh pahlawan pejuang
kemerdekaan !
(2) Sebutkan peranan-peranan dari tokoh yang anda
sebutkan !
Kemudian siswa
dibagi menjadi 4 kelompok kecil, yang terdiri dari 6 anak.
2) Kegiatan Inti Siklus Pertama
Pertemuan ke-1
Peneliti
membimbing siswa dalam menyelesaikan permasalahan/soal pada lembar kerja.
Tiap-tiap kelompok mengerjakan satu soal/permasalahan sesuai dengan pembagian
tugasnya.
Pertimbangan
yang mendasari pembagian tugas/soal tersebut karena materi yang dibahas sangat
luas. Siswa mengerjakan lembar kerja bersama-sama dengan teman sekelompok
dengan menggunakan sumber belajar serta alat bantu pembelajaran berupa gambar
/foto pahlawan .
Dalam kegiatan kelompok ini, peneliti berperan
sebagai motivator dan fasilitator. Dalam kegiatan kerja kelompok, kepada setiap
siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, pendapat/ide, atau
menanggapi pendapat temannya.
Setelah
masing-masing kelompok menyelesaikan lembar kerja, salah satu perwakilan
kelompok melaporkan hasilnya. Siswa dari kelompok lain diberi kesempatan untuk
menanggapi. Setelah semua kelompok melaporkan hasilnya, selanjutnya menarik
kesimpulan bersama-sama dengan bimbingan guru.
Siswa kembali
ke tempat duduk masing-masing untuk menerima penjelasan tambahan dari guru.
3) Kegiatan Akhir
Peneliti menggarisbawahi kesimpulan yang ditarik
bersama-sama serta konsep-konsep essensial dari materi " Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang
pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia". Laporan
siswa dikumpulkan untuk dinilai, diakhir kegiatan peneliti menyampaikan saran
dan tindak lanjut untuk pembelajaran berikutnya.
b. Observasi
Observer
melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan
belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
c. Refleksi
Pembelajaran IPS indikator"Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan
Jepang di Indonesia”, pada siklus pertama ini belum begitu kelihatan
hasilnya, karena masih ada beberapa siswa yang belum aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Dalam proses perbaikan pembelajaran dengan indikator" Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada
masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia", kegiatan kerja
kelompok masih didominasi oleh siswa tertentu, oleh karena itu perlu diupayakan
solusinya.
Setelah peneliti dengan supervisor dan observer
mendiskusikan tentang hasil observasi, maka pada siklus pertama pertemuan ke-2
perlu upaya tambahan dengan menggunakan alat bantu pembelajaran berupa alat
peraga gambar/foto untuk lebih menarik siswa.
Kemudian peneliti memaksimalkan mengadakan bimbingan
kepada siswa yang kurang mampu dan siswa yang lain agar siswa benar-benar
terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi.
2. Siklus pertama Pertemuan ke-2
a.
Perencanaan
Berdasarkan
rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti menyiapkan dan menetapkan Rencana
Perbaikan Pembelajaran (RPP) beserta skenario tindakan. Skenario tindakan
mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan
tindakan atau perbaikan.
Mengacu
dengan RPP, peneliti perlu menyiapkan berbagai bahan yang diperlukan sesuai
dengan hipotesis yang dipilih seperti : lembar kerja dan alat bantu
pembelajaran berupa gambar/
foto dari media cetak atau elektronik tentang peristiwa globalisasi dan dampak
positif dan negatifnya.
Langkah
selanjutnya bersama-sama dengan observer menyepakati pusat observasi dan
kriteria yang akan digunakan di dalam mengadakan penelitian dan pengamatan.
b. Pelaksanaan
1). Kegiatan Awal
Sebelum KBM
berlangsung, peneliti sudah menyiapkan lembar kerja yang berisi pertanyaan yang
dapat mendorong siswa untuk berpikir logis, sistemasis dan kritis, antara
lain:
(1) Sebutkan beberapa contoh pahlawan pejuang
kemerdekaan !
(2) Sebutkan peranan-peranan dari tokoh yang anda
sebutkan !
Kemudian siswa
dibagi menjadi 4 kelompok kecil, yang terdiri dari 6 anak.
2) Kegiatan Inti
Seperti pada
Kegiatan inti pertemuanke1, Peneliti membimbing siswa dalam menyelesaikan
permasalahan/soal pada lembar kerja. Tiap-tiap kelompok mengerjakan satu
soal/permasalahan sesuai dengan pembagian tugasnya.
Pertimbangan
yang mendasari pembagian tugas/soal tersebut karena materi yang dibahas sangat
luas. Siswa mengerjakan lembar kerja bersama-sama dengan teman sekelompok
dengan menggunakan sumber belajar serta alat bantu pembelajaran berupa gambar
/foto pahlawan dan penjelasannya.
Dalam kegiatan kelompok ini, peneliti berperan
sebagai motivator dan fasilitator. Dalam kegiatan kerja kelompok, kepada setiap
siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, pendapat/ide, atau
menanggapi pendapat temannya.
Setelah
masing-masing kelompok menyelesaikan lembar kerja, salah satu perwakilan
kelompok melaporkan hasilnya. Siswa dari kelompok lain diberi kesempatan untuk
menanggapi. Setelah semua kelompok melaporkan hasilnya, selanjutnya menarik
kesimpulan bersama-sama dengan bimbingan guru.
Siswa kembali
ke tempat duduk masing-masing untuk mengerjakan tes formatif yang telah
disiapkan.
3) Kegiatan Akhir
Peneliti menggarisbawahi kesimpulan yang ditarik
bersama-sama serta konsep-konsep essensial dari materi " Mengidentifikasi jenis-jenis koperasi
dan bidang-bidang usahanya ". Laporan siswa dikumpulkan untuk
dinilai, diakhir kegiatan peneliti memberikan tes formatif.
c. Observasi
Observer
melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan
belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
d.
Refleksi
Sesuai penemuan observer pada siklus pertama yaitu
sebagian siswa sudah ada yang aktif mengikuti pelajaran, tetapi masih ada yang
belum tertarik pada kegiatan pembelajaran, maka sebaiknya dilanjutkan ke siklus kedua dengan menambahkan metode Tanya jawab,
agar siswa yang belum aktif menjadi aktif .
Kemudian peneliti memaksimalkan mengadakan bimbingan
kepada siswa yang kurang mampu dan siswa yang lain agar siswa benar-benar
terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi.
3. Siklus Kedua
Pertemuan ke-1
Mata Pelajaran :
IPS
Indikator : Mengidentifikasi
tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia
Hari, tanggal :
Selasa, 17 Pebruari 2009
Tujuan Perbaikan :
a. Siswa
dapat Mengidentifikasi tokoh-tokoh
pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia
b.
Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi
melalui pemngamatan gambar
Perencanaan
Berdasarkan
hasil refleksi perbaikan pembelajaran pada siklus pertama, peneliti mengadakan
perbaikan Rencana Perbaikan Pembelajaran pada siklus kedua beserta skenario
tindakan.
Terkait dengan
Rencana Perbaikan Pembelajaran, peneliti perlu menyiapkan lembar kerja dan alat
peraga gambar foto jenis-jenis koperasi.
Selanjutnya
bersama-sama dengan observer menyepakati akan memusatkan pada observasi dan
kriteria yang akan dipergunakan.
a. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
Sebelum KBM
berlangsung, peneliti sudah menyiapkan lembar kerja yang berisi pertanyaan-pertanyaan
yang dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan
penemuan informasi, antara lain:
(1)
Sebutkan tokoh pejuang
melawan penjajajh Belanda!
(2)
Bagaimana cara bangsa Indonesia merebut kemerdekaan ?.
2) Kegiatan Inti Pertemuan ke-1
Langkah-langkah
perbaikan pembelajaran sama dengan pada siklus pertama, hanya ada penambahan
yaitu penataan lingkungan kelas dengan mengatur tempat duduk siswa. Siswa duduk
mengelilingi meja tiap-tiap kelompok untuk mengamati peristiwa yang terjadi.
Tiap-tiap
kelompok disediakan alat peraga gambar foto . Kemudian tiap-tiap kelompok
dibimbing untuk mengamati dan mencari jawaban dari pertanyaan yang tertulis
pada lembar kerja.
Kemudian
dilanjutkan dengan Tanya jawab mengenai jenis-jenis
koperasi dan bidang-bidang usahanya Selanjutnya secara bersama-sama
siswa menarik kesimpulan dengan bimbingan peneliti.
3). Kegiatan Akhir
Peneliti
membacakan kembali kesimpulan yang telah ditarik bersama-sama tentang tokoh-tokoh
pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia
Hasil lembar kerja siswa
dikumpulkan untuk dinilai. Pada akhir kegiatan peneliti memberikan saran dan
tindak lanjut untuk pembelajaran berikutnya.
b. Observasi
Observer
melaksanakan observasi terhadap peneliti dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
c. Refleksi
Observer
menangkap sudah ada peningkatan keaktifan siswa pada siklus kedua pertemuan
ke-1, maka sesuai dengan temuan observer, peneliti melanjutkan untuk
melakkan metode diskusi dan Tanya jawab.
4. Siklus Kedua Pertemuan ke-2
Mata Pelajaran :
IPS
Indikator : Mengidentifikasi
tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia
Hari, tanggal :
Rabu, 19 Pebruari 2009
Tujuan Perbaikan :
a. Siswa
dapat Mengidentifikasi tokoh-tokoh
pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia
b.
Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi
melalui pemngamatan gambar
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil
refleksi perbaikan pembelajaran pada siklus pertama, peneliti mengadakan
perbaikan Rencana Perbaikan Pembelajaran pada siklus kedua beserta skenario
tindakan.
Terkait dengan
Rencana Perbaikan Pembelajaran, peneliti perlu menyiapkan lembar kerja dan alat
peraga gambar foto pahlawan merebut kemerdekaan.
Selanjutnya
bersama-sama dengan observer menyepakati akan memusatkan pada observasi dan
kriteria yang akan dipergunakan.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
Sebelum KBM
berlangsung, peneliti sudah menyiapkan lembar kerja yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam
proses pembelajaran dan penemuan informasi, antara lain:
1. Sebutkan tokoh pejuang melawan penjajajh Belanda!
2. Bagaimana cara bangsa
Indonesia merebut kemerdekaan ?.
2)
Kegiatan Inti Pertemuan ke-2
Langkah-langkah
perbaikan pembelajaran sama dengan pada siklus pertama, hanya ada penambahan
yaitu penataan lingkungan kelas dengan mengatur tempat duduk siswa serta
melakukan metode diskusi dfan Tanya jawab. Siswa duduk mengelilingi meja
tiap-tiap kelompok untuk mengamati peristiwa yang terjadi dan memudahkan untuk
melakukan Tanya jawab.
Tiap-tiap
kelompok disediakan alat peraga gambar foto . Kemudian tiap-tiap kelompok
dibimbing untuk mengamati dan mencari jawaban dari pertanyaan yang tertulis
pada lembar kerja.
Kemudian
dilanjutkan dengan Tanya jawab mengenai jenis-jenis
koperasi dan bidang-bidang usahanya Selanjutnya secara bersama-sama
siswa menarik kesimpulan dengan bimbingan peneliti.
3) Kegiatan Akhir
Peneliti
membacakan kembali kesimpulan yang telah ditarik bersama-sama tentang akibat
pengaruh Globalisasi dan cara mencegahnya dan membagikan lembar tes formatif.
Hasil tes formatif siswa
dikumpulkan untuk dinilai. Pada akhir kegiatan peneliti memberikan saran dan
tindak lanjut untuk pembelajaran berikutnya.
b. Observasi
Observer
melaksanakan observasi terhadap peneliti dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
c. Refleksi
Observer
menangkap sudah ada peningkatan keaktifan siswa pada siklus kedua pertemuan
ke-2, maka sesuai dengan temuan observer, tidak perlu lagi melanjutkan
penelitian.
BAB IV
TEMUAN DAN HASIL YANG DIPEROLEH
TEMUAN DAN HASIL YANG DIPEROLEH
A. Deskripsi persiklus
1. Prosedur Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas
Peneliti akan mengadakan
perbaikan-perbaikan jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil
memecahkan masalah seperti yang tampak pada gambar 4.1 berikut:
Keterangan gambar:
Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas dimulai dari tahap merencanakan, meliputi : (1)
Mengidentifikasi masalah, (2) Menganalisis dan merumuskan masalah, (3)
Merencanakan perbaikan.
Tahap kedua
adalah pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran. Peneliti dan pengumpul data
melalui pengamatan langsung dan telaah dokumen. Peneliti melaksanakan tindakan
perbaikan pembelajaran dibantu oleh teman sejawat (observer) dan kepala
sekolah.
Tahap ketiga
adalah mengamati proses perbaikan pembelajaran. Pada tahap ini peneliti dibantu
oleh observer dan kepala sekolah. Sedangkan pada tahap keempat yaitu refleksi.
Refleksi dilakukan setelah perbaikan pembelajaran selesai. Melalui refleksi
peneliti melakukan perenungan kembali
tindakan perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan mempelajari
dampaknya bagi proses belajar siswa.
2. Alur Pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas
Alur penelitian
tindakan perbaikan pembelajaran IPS tentang “Mengidentifikasi jenis-jenis koperasi dan bidang-bidang usahanya, pad
SD Negeri 4 Wonoharjo Kecamatan Rowoekele Kabupaten Kebumen dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.2.
Alur Penelitian Tindakan
Perbaikan
|
|
|
|||
Dimulai dari ide awal,
peneliti dibantu oleh observer, kepala sekolah, dan supervisor mengkaji data-data yang diperoleh sebagai hasil pengamatan terhadap
pembelajaran sehingga diperoleh tes diagnostik (data awal).
Peneliti menindaklanjuti hasil
kajian (data awal) dengan menetapkan metode Diskusi dan Tanya jawab yang
dianggap dapat meningkatkan prestasi dan kegairahan belajar siswa, pada mata
pelajaran IPS Kelas V Semester 2 dengan indikator " Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang
pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia".
Dengan dibantu oleh observer,
kepala sekolah, dan supervisor, peneliti mempersiapkan perbaikan pembelajaran
sesuai dengan langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas, yaitu :(l) Pemilihan
alat peraga yang dapat meningkatkan prestasi dan minat belajar siswa, (2)
Penyusunan format catatan ternuan, (3) Penyusunan format observasi.
Setelah persiapan tindakan
perbaikan pembelajaran tersusun rapi dan benar, peneliti melaksanakan perbaikan
pembelajaran siklus pertama yang diawali dengan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, mengamati pembelajaran, dengan observer,kepala
sekolah sebagai supervisor, serta merefleksi atas tindakan perbaikan
pembelajaran siklus pertama.
Ternyata dengan menggunakan
metode diskusi dan Tanya jawab, cukup efektif untuk meningkatkan prestasi dan
minat belajar siswa. Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus
kedua.
Pada
pembelajaran siklus kedua, peneliti menggunakan langkah-langkah yang sama
dengan perbaikan pembelajaran siklus pertama. Untuk mengupayakan peningkatan
prestasi dan minat belajar siswa, peneliti memberi penekanan pada metode
diskusi dan Tanya jawab yang sesuai dengan indikator " Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang
pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia".
Melalui
penggunaan metode diskusi dan Tanya jawab disertai penataan tempat duduk siswa
(kelompok), perbaikan pembelajaran pada siklus kedua sudah mencapai tujuan yang
optimal/memuaskan , sehingga peneliti tidak melaksanakan perbaikan pembelajaran
pada siklus ketiga.
3.
Informasi
tentang Pengamat
Pelaksanaan
tindakan perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPS dengan indicator " Menjelaskan pengertian Globalisasi dan
mengidentifikasi pengaruhnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia " di kelas IV
semester 2 , peneliti dibantu oleh:
Nama :
NIP :
Pekerjaan :
Tugas : Mengobservasi kegiatan perbaikan
pembelajaran
Jadwal perbaikan pembelajaran
sebagai berikut:
Siklus Pertama : Pertemuan
ke-1 Selasa , 10 Pebruari 2009
Pertemuan ke-2
Rabu, 11 Pebruari 2009
Siklus Kedua :
Pertemuan ke-1 Selasa, 17 Pebruari 2009
Pertemuan ke-2
Rabu, 18 Pebruari 2009
B. Pembahasan dari Setiap Siklus
Materi
pembelajaran IPS cukup luas dan mempunyai kaitan yang erat dengan lingkungan
dan kehidupan siswa. Dalam tiga siklus pembelajaran IPS dengan indikator " Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang
pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia" nilai
formatif yang diperoleh adalah:
Tabel. 4.1
Hasil Nilai dari semua Siklus dan
Prosentasenya.
No
|
Nama
|
Nilai
|
|||
Studi
awal
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
Ket
|
||
1
|
SUPRIYONO
|
60
|
80
|
100
|
Tuntas
|
2
|
BIBIT RAHMANI
|
40
|
60
|
70
|
Tuntas
|
3
|
INGIT DWI S
|
60
|
90
|
100
|
Tuntas
|
4
|
IMAM SAMSUL M
|
40
|
60
|
80
|
Tuntas
|
5
|
KASIRIN
|
40
|
80
|
80
|
Tuntas
|
6
|
ANI YULIANTI
|
70
|
100
|
100
|
Tuntas
|
7
|
ARFIN BUDIANTO
|
20
|
60
|
80
|
Tuntas
|
8
|
CATUR PRIYANTO
|
0
|
60
|
70
|
Tuntas
|
9
|
DONI FRIYANTO
|
20
|
70
|
90
|
Tuntas
|
10
|
DARIYAH
|
60
|
80
|
100
|
Tuntas
|
11
|
BENI ANDRIYAN
|
40
|
80
|
100
|
Tuntas
|
12
|
ENI SUGIYANTI
|
80
|
100
|
100
|
Tuntas
|
13
|
KHUSWATUN KH
|
80
|
100
|
100
|
Tuntas
|
14
|
MARYANTI
|
60
|
70
|
90
|
Tuntas
|
15
|
NOVIATNO
|
40
|
60
|
80
|
Tuntas
|
16
|
NOVIA PUSPITA
|
80
|
100
|
100
|
Tuntas
|
17
|
SETIANTO
|
40
|
100
|
100
|
Tuntas
|
18
|
RENISAH
|
20
|
60
|
70
|
Tuntas
|
19
|
SODIKIN
|
40
|
50
|
70
|
Tuntas
|
20
|
SONIATUN
|
60
|
70
|
80
|
Tuntas
|
21
|
SALMAH
|
60
|
70
|
90
|
Tuntas
|
22
|
SUYATNO
|
20
|
50
|
70
|
Tuntas
|
23
|
SARIFUDIN
|
70
|
100
|
100
|
Tuntas
|
24
|
TRIYATNO
|
0
|
40
|
70
|
Tuntas
|
Jumlah
|
110
|
1790
|
290
|
|
|
Rata-rata
|
53.3
|
74.58
|
87.08
|
|
|
Presentase tuntas
|
25
%
|
62.5
%
|
100
%
|
|
|
Presentase belum tuntas
|
75
%
|
37.5
%
|
0
%
|
|
|
Nilai Tertinggi
|
80
|
100
|
100
|
|
|
Nilai terendah
|
0
|
40
|
70
|
|
Berdasarkan
tabel di atas dapat kita lihat hasil perubahan nilai yang dicapai siswa pada
tiap-tiap siklus, sebagian besar mengalami kenaikan, untuk jelasnya adalah
sebagai berikut :
1. Pada
studi awal dari jumlah siswa 24 anak
yang tuntas belajar 8 siswa atau 33.3 %,
sedangkan yang belum tuntas ada 16 siswa dari 24 siswa berarti 66.6%. Dengan nilai rata-rata 53.3.
2. Pada
siklus pertama dari 24 siswa yang tuntas
belajar ada 15 siswa atau 62.5%. Sedangkan yang belum tuntas belajar ada 8
siswa atau 37.5 %. Nilai rata-rata kelas 74.58
3. Pada
Siklus kedua banyaknya siswa ada 24 anak
yang tuntas atau 100 %. Sedangkan yang belum tantas 0 %. Nilai rata-rata kelas
87.08
Tabel
4.2
Rekap
Hasil Tes Formatif Siklus I,dan II
berdasarkan prosentase.
No
|
Uraian
|
Siswa belum tuntas
|
Siswa sudah tuntas
|
Jumlah siswa
|
Jumlah prosentase
|
||
Jml
|
prosentase
|
Jumlah
|
prosentase
|
||||
1.
2.
3.
|
Studi
Awal
Siklus
I
Siklus
II
|
18
9
0
|
75 %
37.5
0 %
|
6
15
24
|
25 %
62.5 %
100 %
|
24
24
24
|
100 %
100 %
100 %
|
Dari tabel
tersebut di atas (4.2), dapat memperoleh keterangan antara lain bahwa setiap
siklus materi yang dapat dikuasai oleh siswa mengalami kenaikan yang cukup
baik. Dari studi awal ke siklus pertama mengalami kenaikan 37.5 % dari siklus
pertama ke siklus kedua meningkat 37.5.(suatu kejadian yang luar biasa karena
meningkat dengan stabil),
Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat hasil ketuntasan dan ketidaktuntasan setiap siklus dan
dalam grafik-grafik di bawah ini :
GRAFIK. 4.1
SISWA YANG TUNTAS
GRAFIK.4.2
SISWA YANG BELUM TUNTAS
Grafik 4.3.
PROSENTASE TUNTAS DAN BELUM TUNTAS
Jadi jelas perbedaan panjang dan pendeknya
grafik di atas diketahui dari siklus ke siklus berikutnya ada kenaikan dengan
stabil sehingga membentuk garis lurus. Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat
pada grafik berikut
Gambar 4.4
Garfik tuntas dan
belum tuntas
Hal tersebut diatas dihasilkan dari beberapa
catatan observer, supervisor dan peneliti dalam mengadakan perubahan.
B. Deskripisi Temuan dan refleksi
1. Temuan
Dari data
yang diperoleh pada studi awal sampai dengan siklus kedua peneliti memperoleh data kualitatif dalam
melaksanakan penelitian tindakan kelas ditemukan kejadian sebagai berikut:
a.
Pada siklus pertama
Sebagian besar
siswa belum memahami cara menyederhanakan berbagai bentuk pecahan Karena siswa
tidak dilibatkan langsung pada pembelajaran sehari-hari jadi perhatian siswa
masih kurang, sehingga hasil tes formatif dari 24 siswa hanya
15 siswa yang tuntas.
b.
Pada siklus kedua
Proses
pembelajaran mengalami peningkatan daripada siklus pertama. Karena siswa
sebagian besar terlibat dalam diskusi sehingga memahami cara menyederhanakan
berbagai bentuk pecahan. Sehingga dari
24 siswa, semua mencapai tingkat
ketuntasan, walaupun dengan nilai yang berbeda-beda.
2. Refleksi
Berdasarkan
hasil yang diperoleh siswa dalam kegiatan tiga siklus tersebut maka dapat
dijelaskan bahwa menyajikan berbagai fakta melalui penggunaan alat peraga dan
metode diskusi dapat membantu proses pembelajaran karena dapat melibatkan siswa
secara langsung sehingga anak tertarik dan terkesan sehingga yang belum dapat
memahami konsep menjadi bisa memahami konsep dan permasalahan lainnyapun mudah
teratasi.
Di sini peranan guru sangat penting untuk memberi motivasi serta
membangkitkan minat belajar siswa untuk dapat memahami cara menyederhanakan
berbagai bentuk pecahan
C.
Pembahasan
Perbaikan
pembelajaran yang telah dilaksanakan melalui dua siklus perbaikan, menunjukkan
hasil yang baik, hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil belajar
pada tiap siklus pembelajaran. Peningkatan perbaikan pada setiap siklus
dusahakan oleh peneliti dengan menggunakan metode diskusi dan Tanya jawab,
sehingga hasil belajar meniingkat.
Pada studi
awal siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya 25 % karena pada awal
kegiatan peneliti belum menggunakan alat peraga dan sebagian siswa minat
belajamya masih rendah. Untuk meningkatkan hasil pembelajarannya peneliti
mengadakan perubahan strategi dalam perbaikan pembelajaran melalui dua siklus.
Dari dua
siklus perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan ternyata mengalami
peningkatan yang sangat berarti. Dapat kita lihat pada grafik ketuntasan
belajar pada siklus kedua mengalami
kenaikan yang sangat tinggi yaitu mencapai
37.5 %, pada studi awal ke siklus pertama dan dari siklus pertama ke
kedua mengalami kenaikan hingga mencapai
100 %.
Dalam
pelaksanaan perbaikan pembelajaran matematika melalui penggunaaan alat peraga
menyebabkan para siswa termotivasi dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar dan siswa aktif dalam mengikutinya. Ada hal yang amat
menyenangkan bahwa siswa merasa tidak ketakutan dengan pelajaran Matematika
bahkan mengatakan mudah apabila sudah memahami cara-cara mengerjakan
permasalahan dengan cermat. Apalagi setelah dilakukan diskusi, siswa menjadi
lebih antusias dalam belajar, karena siswa yang belum paham dapat bertanya
langsung kepada temannya dalam kegiatan diskusi.
Untuk
menciptakan iklim belajar yang kondusif peneliti perlu mengadakan perbaikan
pendekatan terhadap siswa secara intensif dan komunikatif agar terjalin
interaksi yang harmonis antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Dengan kondisi ini akan terjalin
pembelajarn yang tidak menakutkan siswa mau bertanya jika terjadi kesulitan,
dan mau menjawab apabila ditanyakan masalah-maslah yang baru, terbukti dari
siklus awal sampai akhir selalu meningkat.
Guru juga
harus melengkapi pembelajaran dengan berbagai media atau sarana yang menunjang.
Media yang mendukung antara lain tiruan atau juga bisa menggunakan media yang
sebenarnya. Dengan prosedur tersebut siswa akan menggunakan alat indranya
dengan baik, dalam memahami materi yang disamapikan oleh eneliti sehingga
hasilnya akan selalu mengalami kenaikan. Jika tidak menggunakan alat peraga
siswa akan jenuh.
Menurut Robert
J.Havighurt (dalam Rusna Ristasa dengan Prayitno (2006:8) bahwa anak usia yang
duduk dibangku Sekolah Dasar memiliki karakteristik senang bermain, senang
bergerak senang belajar/bekerja dalam kelompok dan senang melakukan atau
melaksanakan dan memperagakan sesuatu secara langsung.
Karakteristik
ini membawa implikasi bahwa guru harus mampu merancang model pembelajaran yang
memungkinkan adanya unsur permainan, berpindah tempat atau bergerak anak
bckerja atau belajar kelompok dan anak terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran dan penemuan informasi.
Menurut Jean
Piaget (dalam Abin Syamsudin 2003:50) perkembangan anak usia SD berada dalam
tahap perkembangan operasional konkret. Pada anak usia ini akan lebih mudah
dipahami jika menggunakam objek-objek yang konkret dan anak terlibat langsung
didalamnya. Hal ini mengisyaratkan kepada guru bahwa alat peraga sangat penting
maknanya dalam pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis data dan hasil temuan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Penggunaan
metode “Diskusi dan Tanya jawab” dalam pembelajaran sangat efektif untuk
meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran, terbukti dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi siswa.
Peningkatan
motivasi belajar siswa berkorelasi positif dengan prestasi belajar siswa.
B. Saran Peneliti/Guru dan Tindak Lanjut
1. Saran
Peneliti/Guru
Dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran teurtama keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran, hendaknya melakukan hal-hal yang dapat membantu terwujudnya upaya
tersebut.
a.
Dengan perbaikan pembelajaran melalui penelitian
tindakan kelas hendaknya guru termotivasi untuk mempersiapkan pembelajaran yang
lebih baik.
b.
Guru seyogyanya membiasakan menganalisis hasil evaluasi
siswa secara terus menerus, berkala, dan berkesinambungan.
c. Guru hendaknya selalu memotivasi siswa agar
tumbuh kemauan, kemampuan, dan kreativitas.
d. Guru
hendaknya mampu menyajikan materi pelajaran secara sistematis dan komunikatif.
e. Seyogyanya
guru pandai dalam memilih dan menerapkan strategi, metode, pendekatan, model
pembelajaran, dan alat peraga yang sesuai sehingga dapat mendorong tercapainya
tujuan.
1. Perbaikan
pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas memberi kontribusi dan manfaat
yang sangat besar bagi guru.
2. Penelitian
lebih lanjut
a.
Penelitian hendaknya merupakan hasil perbaikan
pembelajaran yang dapat bermanfaat untuk mengatasi masalah-masalah atau
hambatan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar khususnya dan dunia pendidikan
pada umumnya.
b. Hendaknya
para pelaku pendidikan rajin belajar, membaca, menimba ilmu, dan saling tukar
pengalaman agar dapat mengikuti perkembangan zaman.
c. Mengadakan
penelitian dengan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah ditingkat kecamatan sampai
tingkat internasional, dalam rangka menyebarkan hasil penelitian bagi peneliti/guru dan menggali potensi guru.
DAFTAR PUSTAKA
Ischak, Munir, S., Sugandi, D., dan
Sardiyo. 1997. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nasution, N., dan Budiastra, A.A.K. 2000.
Pendidikan IPS di SD. Jakarta
: Universitas Terbuka.
Suciati, Ibrahim, Delfi, R., dan Julaeha,
S. 2004. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K., Wihardit, K., dan
Nasution, N. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K., Julaeha, S., dan
Marsinah, N. 2005. Pemantapan Kemampuan Profesional
(Panduan). Jakarta : Universitas Terbuka.
Winataputra, U.S., Djadjuri, D., Ruhimat,
T., Hermawan, A.H., Julaeha, S., dan Suwarni, S. 1997. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta :
Universitas Terbuka.